"Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa...." (Matius 21:12b)
Doa unsur yang sangat penting dalam menjalin relasi pribadi dengan Allah. Tuhan Yesus pun memiliki kehidupan doa secara pribadi.
Doa bukanlah pilihan, melainkan keharusan, bagi setiap orang yang percaya.
Keharusan yang dimaksud bukan menunjuk kepada suatu paksaan, melainkan suatu gaya hidup.
Doa merupakan persekutuan jiwa denga Allah. Di dalam dan melalui doa, kita mengekspresikan penghormatan dan pengagungan kita kepada Allah.
Tuhan yesus mengajarkan pentingnya doa dengan menyebut gereja sebagai rumah doa. Dalam Matius 21:12-17 kita membaca: Tuhan Yesus mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman bait Allah. Dia Ingin mengembalikan fungsi bait Allah sebagai tempat orang bersekutu dengan Allah secara intim.
Saat ini,banyak gereja telah kehilangan fungsi sebagai rumah doa. Gereja terjebak kepada program-program yang spektakuler, dan menarik. Gereja dibangun begitu besar dan megah, namun jarang sekali ada gereja yang menyediakan ruangan khusus untuk berdoa. Doa sering tidak mendapat tempat yang benar, melainkan hanya menjadi aksesoris dalam ibadah, yaitu sebagai pembuka dan penutup suatu ibadah.
Dalam arti yang lebih sempit, setiap orang yang percaya adalah gereja, atau bait Allah. Oleh karena itu, setiap orang yang percaya harus memiliki relasi pribadi dengan Allah di dalam doa.
Andre Murray mengatakan bahwa doa adalah denyut kehidupan. Tidak adanya doa membuktikan kepada umat kristen bahwa kehidupan Allah di dalam jiwanya sedang mengalami penyakit dan kelemahan yang mematikan. Tanpa doa. tidak mungkin ada kebangunan rohani. Mari kita memulai gaya hidup yang baru berdasarkan anugerah dalam persekutuan yang erat dan akrab dengan Allah di dalam doa.
-Mayor Bambang White-
Sumber : Berita Bala Keselamatan No.03 Maret 2015/Tahun ke-117